Pada hari Selasa, 26 Februari 2025, ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali meningkat dengan serangan rudal dan drone yang dilakukan oleh kedua negara. Pihak militer Rusia melaporkan penangkapan dan penghancuran sejumlah drone Ukraina pada Senin malam, sementara Ukraina menghadapi serangan rudal dari Rusia pada dini hari Selasa. Situasi ini terjadi tepat setelah peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina, yang telah menimbulkan kerusakan besar dan korban jiwa yang signifikan.
Dalam suasana musim dingin yang masih berlangsung, suara sirene peringatan udara bergema di berbagai wilayah Ukraina pada dini hari Selasa. Otoritas setempat memperingatkan penduduk untuk tetap berlindung karena adanya serangan rudal dari Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa mereka telah berhasil mencegat dan menghancurkan 19 drone milik Ukraina pada Senin malam. Namun, respons cepat ini tidak mencegah serangan rudal Rusia pada Selasa pagi.
Kerusakan fisik dilaporkan di beberapa daerah, termasuk di distrik Obukhiv di wilayah Kyiv, tempat seorang wanita berusia 44 tahun terluka akibat serangan tersebut. Rumah pribadi dan bangunan luar di distrik tersebut hancur sebagian. Gubernur wilayah Kyiv, Mykola Kalashnyk, melaporkan bahwa korban telah mendapatkan perawatan medis. Kerusakan rumah juga tercatat di distrik Fastiv.
Serangan ini terjadi hanya sehari setelah peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina. Selama periode ini, konflik telah meruntuhkan banyak kota di selatan dan timur Ukraina, serta memaksa jutaan warga sipil meninggalkan rumah mereka. Dampak perang ini telah menewaskan puluhan ribu tentara dari kedua belah pihak.
Berdasarkan informasi dari AFP, situasi ini menunjukkan bahwa ketegangan antara kedua negara belum mereda dan potensi eskalasi lebih lanjut tetap ada.
Dari perspektif seorang jurnalis, situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya diplomasi dan upaya perdamaian dalam menyelesaikan konflik. Serangan balasan seperti ini hanya akan memperburuk kondisi rakyat sipil dan merusak infrastruktur vital. Semoga langkah-langkah diplomatik dapat segera diambil untuk mengakhiri siklus kekerasan ini dan membawa kedamaian bagi kedua negara.