Dalam dunia perhotelan modern, sarapan bukan lagi sekadar rutinitas pagi, melainkan menjadi bagian penting dari pengalaman tamu. Industri ini kini menawarkan berbagai inovasi kuliner untuk memanjakan para pengunjung. Salah satu tren terbaru adalah pergeseran konsep buffet ke live cooking dan semi live cooking. Hal ini memberikan sensasi baru bagi tamu, sekaligus mendukung prinsip efisiensi dan keberlanjutan.

Inovasi Sarapan di Hotel Masa Kini

Pada era yang serba dinamis ini, industri perhotelan di Jakarta dan berbagai daerah lainnya mulai merombak konsep sarapan tradisional. Di bawah kepemimpinan Chief Operating Officer Topotels Hotels and Resorts, Rudin, hotel-hotel mulai mengadopsi metode penyajian makanan yang lebih interaktif. Tamu tidak hanya dapat menikmati hidangan lezat, tetapi juga menyaksikan langsung proses memasaknya. Ini menciptakan nuansa yang lebih personal dan atraktif.

Berlokasi di Lombok, Aruna Senggigi Resort and Convention telah sukses menerapkan konsep sarapan di taman dan angkringan tepi pantai. CEO Topotels Hotels and Resorts, Yonto Wongso, menjelaskan bahwa elemen lokal menjadi poin utama dalam penjualan hotel. Banyak wisatawan yang ingin mencicipi makanan khas setempat, sehingga hotel berupaya membawa cita rasa warung ke dalam suasana yang lebih formal tanpa menghilangkan keaslian.

Inovasi lainnya adalah adopsi fusion food, menggabungkan cita rasa Indonesia dengan masakan internasional seperti Jepang, Korea, Oriental, dan Eropa. Pendekatan ini semakin memperkaya pengalaman kuliner tamu dan membuat sarapan di hotel menjadi momen yang tak terlupakan.

Dari perspektif pembaca, tren ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi dan inovasi dalam industri perhotelan. Dengan fokus pada pengalaman tamu dan penggabungan unsur lokal, hotel-hotel kini bukan hanya tempat menginap, melainkan destinasi kuliner yang menarik. Inovasi ini juga mengajak kita untuk lebih menghargai keunikan budaya kuliner Indonesia sambil mengeksplorasi variasi menu global.