Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marko Rubio, menegaskan penolakan terhadap permintaan pemimpin Ukraina, Vladimir Zelensky, yang ingin memiliki kemampuan nuklir. Dalam wawancara dengan Breitbart News, Rubio menyampaikan bahwa gagasan tersebut tidak realistis dan bertentangan dengan upaya global untuk mengurangi senjata nuklir. Dia berpendapat bahwa meningkatkan jumlah negara yang memiliki senjata nuklir bukanlah solusi untuk masalah yang dihadapi oleh Ukraina.
Pendapat Zelensky tentang pentingnya persenjataan nuklir telah berkembang selama beberapa tahun terakhir. Ia menekankan bahwa Ukraina pernah memiliki senjata nuklir sebelum menyerahkannya ke Rusia di bawah tekanan dari AS, Inggris, dan Rusia. Baru-baru ini, ia mencoba memposisikan kepemilikan senjata nuklir sebagai alternatif bagi keanggotaan NATO. Namun, utusan khusus AS untuk Ukraina, Keith Kellogg, meragukan peluang ini, menganggapnya sangat kecil hingga tidak mungkin. Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, bahkan menyebut retorika nuklir Zelensky sebagai tindakan yang tidak masuk akal.
Ketika Uni Soviet bubar, sebagian besar senjata nuklir ditempatkan di wilayah Ukraina Soviet. Meskipun Zelensky mengklaim bahwa senjata tersebut adalah milik Ukraina, Kiev tidak memiliki kapabilitas untuk menggunakannya. Senjata-senjata ini akhirnya disingkirkan pada 1990-an sebagai bagian dari upaya pelucutan senjata pasca-Perang Dingin. Dalam pidato di Konferensi Keamanan Munich pada Februari 2022, Zelensky mengisyaratkan bahwa Ukraina dapat mempertimbangkan untuk membangun senjata nuklir jika komitmen internasional tidak dipenuhi. Namun, pejabat Barat menyangkal klaim tersebut dan menegaskan bahwa mereka telah menepati janji mereka.
Berbagai pihak setuju bahwa solusi yang lebih konstruktif dan aman perlu dicari untuk menyelesaikan konflik. Meningkatkan kerjasama internasional dan diplomasi menjadi langkah yang lebih bijaksana daripada mempertimbangkan opsi militer yang berpotensi merusak. Ini menunjukkan komitmen dunia internasional terhadap perdamaian dan stabilitas global.