Pembahasan mengenai efisiensi anggaran 2025 oleh pemerintahan baru telah memicu berbagai diskusi, termasuk gagasan tentang Work From Home (WFH) atau Work From Anywhere (WFA) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurut rencana yang diusulkan, ASN hanya akan diminta untuk bekerja di kantor tiga hari dalam seminggu, sementara dua hari lainnya dapat dilakukan dari rumah atau lokasi lain. Inisiatif ini mendapat respons bermacam-macam dari masyarakat.
Gagasan ini pertama kali muncul sebagai bagian dari evaluasi internal Badan Kepegawaian Negara (BKN), dengan tujuan utama mengurangi kebutuhan layanan tatap muka. Kepala BKN, Zudan Arif Fakrulloh, menjelaskan bahwa langkah ini bukanlah hasil dari upaya penghematan anggaran, melainkan strategi untuk meningkatkan efisiensi operasional. Dia menambahkan bahwa implementasi WFH/WFA masih dalam tahap uji coba dan akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitasnya.
Berbagai pihak menyuarakan keprihatinan bahwa penurunan hari kerja di kantor dapat berdampak negatif pada kualitas layanan publik. Meski demikian, penting untuk mencari solusi inovatif yang tidak hanya fokus pada efisiensi biaya tetapi juga memperhatikan kebutuhan masyarakat. Dengan pendekatan yang seimbang antara teknologi dan interaksi langsung, pemerintah dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan responsif terhadap tantangan modern.