Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia merekomendasikan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,75% selama Rapat Dewan Gubernur bulan Februari 2025. Keputusan ini dinilai penting mengingat ketidakpastian global dan kondisi domestik terkini. Situasi ekonomi global yang dipengaruhi oleh kebijakan Amerika Serikat serta fluktuasi nilai tukar rupiah menjadi pertimbangan utama. Selain itu, periode Ramadan dan Idul Fitri yang mendekati juga berpotensi meningkatkan inflasi. Para ekonom LPEM UI menyoroti dampak perang dagang dan arah kebijakan AS pasca-pelantikan Presiden Donald Trump, termasuk pengetatan pasar tenaga kerja dan pemotongan pajak korporasi.
Situasi ekonomi global saat ini penuh dengan ketidakpastian. Kebijakan impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat serta tensi geopolitik yang masih tinggi menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dalam negeri. Di samping itu, kondisi domestik juga tidak kalah kompleksnya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih fluktuatif ditambah dengan potensi kenaikan inflasi menjelang bulan puasa dan Idul Fitri, semakin memperumit situasi. Ekonom LPEM UI, Teuku Riefky, menyatakan bahwa berbagai aspek tersebut harus dipertimbangkan secara matang sebelum Bank Indonesia mengambil keputusan tentang suku bunga acuan.
Kondisi ekonomi Amerika Serikat juga berdampak langsung pada kebijakan moneter global. Pasca-pelantikan Presiden Donald Trump, kebijakan perdagangan yang lebih agresif dan pengetatan imigrasi mendorong pasar tenaga kerja AS menjadi lebih ketat. Hal ini dapat meningkatkan inflasi di AS dan menciptakan ketidakpastian global. Federal Reserve (the Fed), bank sentral AS, telah menahan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) di rentang 4,25% – 4,50%. Inflasi AS yang meningkat dari 2,4% pada September 2024 menjadi 3,0% di Januari 2025, serta inflasi inti yang mencapai 3,3%, mendorong the Fed untuk mengurangi agresivitas pemangkasan suku bunga acuan.
Pertimbangan LPEM UI sangat penting bagi Bank Indonesia dalam mengambil keputusan. Dengan situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan kondisi domestik yang memerlukan stabilitas, rekomendasi untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi nasional. Langkah ini juga bertujuan untuk merespons tantangan ekonomi global dan domestik yang sedang dihadapi, serta mempersiapkan diri untuk situasi yang lebih baik di masa depan.