Periode pemerintahan Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja menandai masa keemasan bagi Kerajaan Pajajaran. Ekonomi berkembang pesat berkat pengelolaan sumber daya alam yang efektif, serta pertanian dan perdagangan menjadi tulang punggung ekonomi. Potensi pertanian dan perdagangan antardaerah hingga internasional membuat kerajaan ini menjadi pusat perdagangan penting di wilayah tersebut.
Di bawah kepemimpinan Prabu Siliwangi, Kerajaan Pajajaran mengalami kemajuan ekonomi yang signifikan. Pertanian menjadi andalan utama, mendukung kesejahteraan masyarakat dan menjadi sumber devisa utama. Penggunaan sumber daya alam secara optimal memperkuat sektor pertanian dan meningkatkan produksi pangan.
Pertanian bukan hanya menjadi mata pencaharian utama masyarakat, tetapi juga menjadi fondasi ekonomi kerajaan. Tanah Sunda yang subur memungkinkan pertumbuhan tanaman seperti padi, lada, dan berbagai jenis sayuran. Lada menjadi komoditas utama yang diekspor, dengan mutu yang lebih unggul dibandingkan daerah lain di Asia Tenggara. Produksi beras juga melimpah, menjadikannya sumber perdagangan utama kerajaan. Selain itu, produk pendukung seperti sayuran, buah-buahan, dan ternak juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Kerajaan Pajajaran tidak hanya bergantung pada pertanian, melainkan juga memiliki jaringan perdagangan maritim yang luas. Enam pelabuhan bandar dagang menjadi sarana utama untuk melakukan perdagangan baik antardaerah maupun internasional. Barang-barang seperti lada, asam, dan beras menjadi komoditas utama yang diperdagangkan.
Selain barang-barang pokok, Kerajaan Pajajaran juga terlibat dalam perdagangan tekstil dari India dan bahkan perdagangan budak. Transaksi dilakukan menggunakan sistem barter maupun mata uang. Masyarakat Sunda menggunakan mata uang China untuk pembayaran kecil, dengan beberapa jenis mata uang lokal seperti ceitis, calais, dan uang emas. Catatan sejarawan Tome Pires mencatat bahwa mata uang ini memiliki nilai tertentu, meskipun nilai tukarnya saat ini sulit ditentukan. Perdagangan yang intensif ini membantu memperkuat ekonomi Kerajaan Pajajaran dan menjadikannya pusat perdagangan yang penting di era tersebut.