Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencapai titik penting dalam upaya perdamaian global dengan persetujuan resolusi yang meminta berakhirnya konflik di Ukraina. Dewan Keamanan, yang terdiri dari 15 anggota, mengadopsi rancangan resolusi AS dengan mayoritas suara, menunjukkan langkah signifikan menuju solusi damai. Meskipun beberapa negara abstain, resolusi ini mendapat dukungan luas dan dianggap sebagai awal positif untuk diskusi lebih lanjut.
Resolusi ini mencerminkan komitmen internasional untuk mengakhiri ketegangan di Ukraina. Dewan Keamanan PBB menerima rancangan resolusi AS yang meminta penghentian cepat konflik. Dengan suara 10-0 dan lima abstain, dokumen ini menjadi dasar bagi upaya perdamaian yang lebih maju. Rusia menyambut baik resolusi tersebut, meski kecewa karena amandemen mereka tidak diterima.
Perwakilan Rusia Vassily Nebenzia menekankan bahwa Moskow melihat resolusi ini sebagai landasan untuk usaha perdamaian lebih lanjut. Dia mengakui adanya perubahan konstruktif dalam sikap AS terhadap konflik Ukraina. Namun, dia juga mengkritik delegasi Eropa atas apa yang ia anggap sebagai upaya menggagalkan perkembangan positif. Nebenzia mengecam penambahan pernyataan yang dipolitisasi oleh beberapa negara, yang dinilai tidak membantu proses perdamaian.
Berbagai reaksi muncul dari negara-negara anggota Dewan Keamanan. Beberapa negara mendukung resolusi ini, sementara yang lain memilih untuk abstain. Prancis dan Inggris, meski tidak menggunakan hak veto, memilih abstain setelah gagal menunda keputusan akhir. Ini menciptakan situasi yang kompleks namun tetap menunjukkan komitmen terhadap perdamaian.
Sementara itu, Rusia merasa bahwa amandemen mereka yang penting untuk penilaian krisis tidak diterima. Nebenzia menyoroti bahwa meski ada perbedaan pendapat, resolusi ini masih merupakan langkah pertama yang berwawasan ke depan dan pragmatis. Dia menambahkan bahwa pernyataan yang dipolitisasi oleh beberapa negara hanya menghambat prospek penyelesaian. Kesimpulannya, meski ada tantangan, resolusi ini membuka jalan bagi dialog yang lebih produktif tentang masa depan Ukraina.