Presiden Amerika Serikat menunjukkan kekecewaannya terhadap pemimpin Ukraina karena tidak bersedia mengakhiri konflik melawan Rusia. Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Mike Waltz, menyampaikan bahwa tujuan utama Trump adalah mencapai perdamaian, namun retorika dari Kyiv membuat situasi semakin sulit. Selain itu, Waltz juga menyoroti beban keuangan AS dalam mendukung perang dan pertahanan NATO, serta pentingnya sekutu NATO untuk berkontribusi lebih besar.
Trump merasa sangat tidak puas dengan sikap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang enggan duduk di meja perundingan. Kepala Negara AS ingin mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung lama, namun Zelensky belum menunjukkan kesediaan untuk menerima tawaran yang diajukan oleh Washington. Situasi ini memperburuk hubungan antara kedua negara dan meningkatkan ketegangan.
Dalam sebuah jumpa pers, Mike Waltz menjelaskan bahwa Trump merasa frustrasi karena Zelensky belum mau mengambil langkah konkret menuju perdamaian. Retorika dan hinaan yang keluar dari Kyiv dinilai tidak dapat diterima. Menurut Waltz, Trump berharap Zelensky segera bertindak dan mengambil kesempatan yang ditawarkan. Dia juga menekankan bahwa pertempuran yang berlangsung mirip dengan Perang Dunia I, dan perlu ada solusi cepat untuk mengakhiri penderitaan rakyat.
Selain kritik terhadap Zelensky, Waltz juga menyoroti beban keuangan yang ditanggung AS dalam mendukung perang dan pertahanan NATO. Dia menekankan bahwa sudah waktunya bagi sekutu NATO untuk berkontribusi lebih besar dalam pertahanan mereka sendiri. Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran AS atas pembagian tanggung jawab dalam aliansi militer tersebut.
Waltz menambahkan bahwa AS telah mendukung sekutu NATO-nya selama bertahun-tahun, tetapi sekarang adalah saatnya bagi negara-negara anggota lainnya untuk memenuhi komitmennya. Dia menyoroti bahwa sepertiga dari sekutu NATO masih belum memenuhi target pengeluaran 2% dari PDB untuk pertahanan, yang telah disepakati satu dekade lalu. Waltz juga menekankan bahwa AS memiliki prioritas domestik dan Eropa harus mengambil langkah maju dalam pertahanan mereka sendiri sebagai mitra yang setara. Dia menuturkan bahwa percakapan sulit ini perlu dilakukan demi masa depan aliansi.