Pada dua hari berturut-turut, Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengirimkan sepasang pesawat pengebom B-52 Stratofortress yang dilengkapi dengan kemampuan nuklir untuk melintasi wilayah udara Eropa dan Timur Tengah. Operasi ini mencakup manuver simulasi serangan dan pelibatan negara-negara mitra dalam misi pelatihan serta pengisian bahan bakar udara. Komando Pusat AS (CENTCOM) mengonfirmasi bahwa misi ini bertujuan untuk menunjukkan proyeksi kekuatan dan integrasi kerjasama militer dengan sekutu-sekutunya di kawasan tersebut.
Pada tanggal 20 Februari 2025, dalam suasana politik yang tegang antara Israel-Hamas dan Rusia-Ukraina, dua unit B-52 Stratofortress meluncur dari pangkalan RAF Fairford di Inggris. Pesawat-pesawat ini terbang melintasi langit Eropa sebelum memasuki wilayah udara Timur Tengah. Selama perjalanan mereka, pesawat-pesawat ini melakukan serangkaian latihan yang mencakup pengisian bahan bakar di udara dan simulasi serangan, serta mendapatkan pengawalan dari pesawat tempur milik salah satu negara mitra.
Misi ini melibatkan enam negara mitra di wilayah tanggung jawab CENTCOM, meskipun identitas spesifik negara-negara tersebut tidak diungkapkan. Namun, berdasarkan misi-misi sebelumnya, dapat diasumsikan bahwa negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Israel mungkin telah berpartisipasi. Kehadiran B-52 di wilayah ini bukan hanya sebagai tanda kekuatan militer AS, tetapi juga sebagai respons terhadap ketegangan regional yang sedang berlangsung.
Dengan jangkauan luas dan kapabilitas membawa muatan nuklir serta konvensional, B-52 menjadi simbol kekuatan strategis AS. Operasi ini menunjukkan komitmen AS terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan Eropa dan Timur Tengah, serta menegaskan posisi AS sebagai pemain utama dalam geopolitik global.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh CENTCOM, misi ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama militer dengan sekutu-sekutu AS, serta menunjukkan kemampuan AS dalam proyeksi kekuatan global.
Sebagai reporter, operasi ini menyoroti pentingnya diplomasi militer dan kerjasama internasional dalam menjaga stabilitas regional. Kehadiran B-52 di wilayah ini mengirim pesan kuat kepada para aktor regional tentang komitmen AS dalam mendukung sekutu-sekutunya dan menjaga perdamaian di kawasan yang penuh tantangan ini.