Ketua Eksekutif MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, menyoroti isu dominasi media digital asing dalam arus informasi dan pasar iklan Indonesia. Dalam Konvensi Nasional Media Massa 2025 bertajuk "Disrupsi Berganda terhadap Media Massa", ia menekankan pentingnya adaptasi teknologi dan peran negara dalam memastikan dominasi media nasional. Hary menyatakan bahwa kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan tidak dapat dihindari, tetapi harus diikuti dengan regulasi yang tepat untuk melindungi industri media lokal.
Hary menekankan bahwa adaptasi terhadap perkembangan teknologi adalah hal yang tak terelakkan. Industri media konvensional harus beradaptasi dengan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) untuk tetap relevan. Namun, lebih dari itu, perlu adanya intervensi pemerintah untuk mengatur dominasi media digital asing yang semakin kuat. Menurutnya, negara memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa arus informasi dan pasar iklan didominasi oleh media nasional.
Dalam era digital ini, Hary menjelaskan bahwa media konvensional tidak dapat lagi bersaing secara efektif tanpa melakukan penyesuaian. Kecerdasan buatan dan teknologi lainnya telah menjadi bagian integral dari evolusi media. Meskipun demikian, Hary menegaskan bahwa adaptasi teknologi saja tidak cukup. Pemerintah harus turut berperan aktif dalam membuat regulasi yang membatasi dominasi media digital asing, sehingga media nasional dapat kembali mendominasi arus informasi dan pasar iklan. Hal ini penting agar ekosistem media di Indonesia tetap seimbang dan berpihak pada kepentingan nasional.
Hary menekankan bahwa tantangan utama bagi media nasional adalah mengembalikan dominasi mereka atas arus informasi dan pasar iklan. Ini bisa dicapai melalui regulasi yang tepat dan tegas. Regulasi tersebut bertujuan untuk membatasi pengaruh media digital asing dan mendorong pertumbuhan media lokal. Hary percaya bahwa dengan regulasi yang baik, media nasional dapat kembali mendominasi pasar dan memberikan informasi yang akurat kepada publik.
Saat ini, sebagian besar iklan komersial di Indonesia mengalir ke platform media digital asing karena tingginya jumlah penonton dan pengguna. Situasi ini membuat media asing mendominasi lanskap informasi di negara ini. Untuk mengatasi masalah ini, Hary menyarankan bahwa pemerintah harus memimpin dalam menciptakan regulasi yang membatasi iklan berbayar ke platform asing. Selain itu, regulasi juga perlu mengatur bagaimana media nasional dapat mendapatkan dukungan yang sama atau bahkan lebih besar dari pemerintah. Tujuannya adalah untuk membalik rasio dominasi dari 70-30 menjadi 80-20, di mana media nasional mendominasi 80% arus informasi dan pasar iklan. Dengan demikian, ekosistem media di Indonesia akan lebih sehat dan berorientasi pada kepentingan nasional.