Situasi di Gaza semakin rumit setelah pihak Israel memutuskan untuk menunda pembebasan sejumlah tahanan Palestina. Keputusan ini muncul sebagai respons terhadap ketidakpastian yang berkembang mengenai kesepakatan gencatan senjata. Pada hari Minggu, Masyarakat Tahanan Palestina melaporkan bahwa 620 tahanan yang seharusnya dibebaskan kini ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran baru atas masa depan kesepakatan perdamaian.
Pada akhir pekan lalu, Hamas melepaskan enam sandera Israel dalam serangkaian upacara publik dan pemindahan pribadi. Ini merupakan bagian dari fase pertama kesepakatan gencatan senjata yang dimulai beberapa bulan lalu. Namun, penundaan pembebasan tahanan oleh Israel menciptakan situasi yang tidak stabil. Pejabat Israel menyatakan bahwa mereka membutuhkan tinjauan keamanan lebih lanjut sebelum melanjutkan proses pembebasan tersebut.
Penundaan ini dipicu oleh tuduhan pelanggaran berulang oleh Hamas terhadap kesepakatan. Kantor Perdana Menteri Israel menyoroti penggunaan sandera dalam video dan acara publik yang merendahkan martabat mereka. CNN melaporkan bahwa Hamas telah merilis video propaganda yang memperlihatkan dua tawanan Israel yang belum dibebaskan. Video tersebut menunjukkan para tawanan menonton upacara pembebasan sandera pada hari Sabtu dari kendaraan tertentu. Keluarga para tawanan tersebut menduga bahwa mereka berbicara di bawah tekanan.
Dalam konteks yang lebih luas, Hamas dan sekutunya masih menahan 63 warga Israel di Gaza. Setidaknya 32 orang di antaranya diperkirakan telah meninggal dunia, termasuk prajurit Hadar Goldin yang telah ditahan sejak tahun 2014. Situasi ini menambah kompleksitas hubungan antara kedua belah pihak dan menimbulkan tantangan baru bagi upaya perdamaian.
Penundaan pembebasan tahanan ini menegaskan bahwa proses damai di wilayah tersebut masih jauh dari selesai. Langkah-langkah konkret diperlukan untuk memastikan bahwa semua pihak dapat menjalankan komitmennya dengan baik, sehingga membuka jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan.