Dalam sebuah acara yang menandai era baru bagi organisasi wanita Nahdlatul Ulama (NU), kongres terakhir telah mengumumkan dua tokoh penting. Arifatul Choiri Fauzi ditunjuk sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU untuk periode 2025-2030, sementara Khofifah Indar Parawansa dipilih sebagai Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU. Keputusan ini didasarkan pada hasil musyawarah Tim 9 selama Kongres ke-18 Muslimat NU yang diselenggarakan di Surabaya.
Pada hari Jumat, 14 Februari 2025, di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Kongres ke-18 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) berlangsung dengan penuh semangat. Acara ini melibatkan Tim 9, peserta kongres dari berbagai zona di Indonesia termasuk Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Indonesia Timur. Tim 9 terdiri dari para pemimpin wilayah Muslimat NU yang memiliki jumlah cabang terbanyak.
Ketua PW Muslimat NU Jawa Barat, Ella Giri Komala, menjelaskan bahwa pemilihan Khofifah Indar Parawansa sebagai Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU merupakan hasil musyawarah yang mendalam. “Kami sepakat memilih Khofifah karena pertimbangan matang,” katanya. Selanjutnya, Khofifah menawarkan tiga nama kepada peserta kongres untuk posisi Ketua PP Muslimat NU. Setelah diskusi panjang, Arifatul Choiri Fauzi terpilih menjadi ketua untuk periode 2025-2030.
Keputusan ini ditegaskan oleh Ketua Sidang Pleno Pemilihan Masruroh Wahid, yang menyatakan bahwa Khofifah Indar Parawansa resmi menjadi Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU.
Dengan demikian, Kongres ke-18 Muslimat NU telah membuka bab baru dalam sejarah organisasi, dengan pemimpin-pemimpin baru yang siap membawa perubahan positif.
Dari perspektif seorang jurnalis, pemilihan ini mencerminkan komitmen kuat Muslimat NU dalam memajukan perempuan dan masyarakat. Dengan kepemimpinan Khofifah dan Arifatul, diharapkan dapat membawa lebih banyak inovasi dan inspirasi bagi anggota serta masyarakat luas. Ini bukan hanya pergantian kepemimpinan, tetapi juga simbol harapan baru bagi generasi mendatang.