Insiden pencurian avtur di Pantai Labu, Deli Serdang, Sumatera Utara, telah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam. Para ahli mengungkapkan bahwa tindakan ini tidak hanya membahayakan keselamatan manusia, tetapi juga berpotensi merusak lingkungan dan mengganggu operasi penerbangan. Situasi ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari aktivitas ilegal ini terhadap infrastruktur energi nasional dan ekonomi negara.
Dalam suasana senja yang memprihatinkan, Tim Fleet One Quick Response (F1QR) TNI Angkatan Laut Lantamal 1 Belawan berhasil membongkar sindikat pencurian bahan bakar pesawat di wilayah Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Sindikat ini melakukan aksinya dengan melubangi pipa pengiriman avtur menuju Bandara Kualanamu. Profesor Juwari dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menekankan bahaya potensial dari aksi tersebut, termasuk risiko ledakan dan pencemaran lingkungan. Selain itu, Inas Nasrullah Zubir, seorang pengamat energi, menyatakan bahwa tindakan ini sangat merugikan Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan berpotensi menimbulkan kerugian finansial besar. Kedua pakar sepakat bahwa hukuman yang tegas harus diberikan kepada pelaku untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Dari perspektif pembaca, kasus ini menunjukkan pentingnya penegakan hukum yang kuat dalam mengatasi ancaman terhadap infrastruktur kritis seperti jalur distribusi bahan bakar pesawat. Kejadian ini juga mengingatkan kita akan tanggung jawab bersama dalam menjaga integritas sistem penerbangan dan lingkungan hidup. Upaya kolaboratif antara pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat diperlukan untuk mencegah dan menghentikan aktivitas ilegal yang dapat membahayakan keselamatan publik.