Berita
Perang Bubat: Konflik Ego antara Majapahit dan Sunda
2025-02-21
Dua kerajaan besar di Nusantara, Majapahit dan Sunda, memiliki sejarah yang kaya dan kompleks. Hubungan kedua kerajaan ini berubah drastis karena ambisi politik yang terjadi pada Perang Bubat. Kisah ini membuka banyak aspek tentang hubungan diplomatik dan dinasti antara kedua kerajaan tersebut.

Berdiri dengan Megah, Majapahit dan Sunda Menulis Sejarah Baru

Latar Belakang Hubungan Majapahit dan Sunda

Sebelum konflik memuncak, Majapahit dan Sunda menjalin hubungan yang harmonis. Kerajaan-kerajaan ini memiliki ikatan keluarga yang kuat melalui pernikahan antara anggota keluarga kerajaan mereka. Misalnya, Rakryan Jayadharma dari Sunda menikah dengan Dyah Lembu Tal dari Majapahit. Dari pernikahan ini, lahir Raden Wijaya, yang kemudian menjadi pendiri Majapahit.Raden Wijaya, yang juga dikenal sebagai Jaka Susuruh dalam Babad Tanah Jawa, merupakan keturunan langsung dari Prabu Sanghyang Wisnu dari Sunda. Namun, setelah kematian Jayadharma, Dyah Lembu Tal memilih untuk kembali ke Jawa Timur bersama putranya. Ini menciptakan situasi di mana Raden Wijaya, meskipun berhak atas takhta Sunda, akhirnya mendirikan Majapahit di Jawa Timur.

Konflik Diplomatik dan Ambisi Gajah Mada

Ketika Gajah Mada menjadi Mahapatih Majapahit, ia mengambil inisiatif untuk menyatukan Nusantara melalui Sumpah Palapa. Salah satu target utamanya adalah Kerajaan Sunda. Gajah Mada merancang strategi politik yang rumit, termasuk upaya untuk menikahkan Pangeran Majapahit dengan Putri Sunda, Dyah Pitaloka Citraresmi.Namun, rencana ini tidak berjalan sesuai harapan. Saat acara pernikahan digelar, terjadi insiden yang memicu Perang Bubat. Insiden ini menunjukkan betapa rapuhnya hubungan diplomatik antara dua kerajaan tersebut. Meskipun Gajah Mada memiliki ambisi besar, realitas politik dan budaya membuat integrasi ini sulit dicapai.

Dampak Perang Bubat bagi Majapahit dan Sunda

Perang Bubat menjadi titik balik dalam sejarah kedua kerajaan. Akibat peristiwa ini, Gajah Mada harus turun dari jabatannya sebagai Mahapatih. Meski demikian, penurunan jabatannya bukanlah pemecatan yang tidak terhormat. Hayam Wuruk, raja Majapahit saat itu, tetap menghargai jasa Gajah Mada.Untuk Kerajaan Sunda, Perang Bubat membuktikan bahwa mereka mampu bertahan dari upaya penundukan oleh Majapahit. Meskipun Sunda tidak pernah sepenuhnya ditaklukkan, hubungan antara kedua kerajaan tetap erat karena ikatan keluarga. Ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lain selain militer juga mempengaruhi dinamika hubungan antar-kerajaan.

Refleksi Sejarah dan Pelajaran bagi Generasi Modern

Perang Bubat bukan hanya sebuah pertempuran militer, tetapi juga cerminan kompleksitas hubungan antar-kerajaan di masa lalu. Kegagalan Gajah Mada dalam menaklukkan Sunda menunjukkan bahwa kekuatan militer saja tidak cukup untuk mencapai tujuan politik. Faktor-faktor seperti diplomasi, budaya, dan ikatan keluarga juga berperan penting.Bagi generasi modern, cerita ini mengajarkan pentingnya memahami konteks historis dan sosial dalam hubungan antar-negara. Meskipun zaman telah berubah, prinsip-prinsip dasar yang sama masih relevan dalam diplomasi internasional. Oleh karena itu, sejarah Perang Bubat tetap menjadi sumber pembelajaran yang berharga bagi kita semua.
More Stories
see more