Kemenangan telak Perdana Menteri Sheikh Hasina pada Januari 2024 menegaskan dominasi politik Liga Awami yang telah berlangsung selama hampir tiga dekade. Partai ini berhasil memenangkan sebagian besar kursi parlemen, mencerminkan kekuatan yang luar biasa dalam peta politik negara. Meskipun demikian, partai oposisi seperti Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) mengalami kesulitan signifikan, hanya menduduki sedikit kursi dan menjadi oposisi yang lemah sejak pemulihan demokrasi pada tahun 1991.
Berbagai analis menyebutkan bahwa kebijakan ekonomi populis merupakan kunci utama dalam kemenangan Sheikh Hasina. Program-program sosial seperti Ektee Bari Ektee Khamar Project dan Ashrayan Project telah memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang kurang beruntung, termasuk petani kecil dan tunawisma. Sistem pensiun sukarela juga diperkenalkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara. Semua ini tercakup dalam National Social Security Strategy (NSSS), yang melibatkan lebih dari seratus program bantuan sosial. Anggaran besar dialokasikan untuk mendukung program-program ini, mencapai hampir 3% dari total PDB Bangladesh.
Dalam dua dekade terakhir, Sheikh Hasina berhasil membawa perubahan dramatis bagi ekonomi Bangladesh. Negara yang dulunya termiskin di dunia kini tumbuh pesat dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi lebih dari enam persen setiap tahun sejak 2009. Industri garmen menjadi tulang punggung ekonomi, didukung oleh tenaga kerja perempuan. Kemajuan ini tidak hanya tercermin dalam penurunan angka kemiskinan, tetapi juga dalam akses listrik yang luas dan pendapatan per kapita yang melebihi India pada tahun 2021. Namun, pencapaian ini tidak bebas dari tantangan. Proses demokratisasi masih tertunda, dengan banyak aktivis dan media dikriminalisasi atau dikendalikan. Organisasi global CIVICUS Monitor bahkan menilai ruang sipil di Bangladesh sebagai "tertutup", sebuah peringkat yang sangat rendah.
Kemajuan ekonomi yang luar biasa di bawah kepemimpinan Sheikh Hasina menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, negara dapat bangkit dari keterpurukan. Namun, penting bagi pemimpin untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan prinsip-prinsip demokrasi. Hanya dengan demikian, Bangladesh dapat mencapai kemajuan yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua warganya.