Pada masa penjajahan, perlawanan rakyat Indonesia melawan Belanda tidak hanya terfokus pada satu tokoh. Di Sulawesi Selatan, banyak kerajaan lokal yang berperang melawan penindasan kolonial. Salah satu cerita heroik adalah pertempuran di Suppa, kini masuk wilayah Pinrang, yang menunjukkan kegigihan dan semangat juang rakyat setempat. Pada Agustus 1824, pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Laut Buys mendarat di Pare-Pare, sebuah pelabuhan penting. Namun, mereka dihadapkan pada perlawanan sengit dari pasukan Suppa. Meskipun Belanda mendapat bantuan dari Sidenreng, pasukan Suppa tetap unggul dan berhasil mengalahkan musuh dengan kerugian besar bagi pihak Belanda.
Dalam suasana yang tegang pada tahun 1824, sebuah pasukan kecil Belanda tiba di Pare-Pare, sebuah kota pelabuhan penting di bagian selatan Sulawesi. Mereka dipimpin oleh Letnan Laut Buys, dengan tujuan untuk memperluas dominasi kolonial di daerah tersebut. Namun, kedatangan mereka disambut dengan perlawanan yang luar biasa dari rakyat dan prajurit Suppa. Pertempuran ini berlangsung di wilayah yang kini dikenal sebagai Pinrang, tempat para pejuang setempat bersatu padu untuk mempertahankan tanah air mereka.
Meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit, pasukan Belanda mencoba memperkuat diri dengan bantuan dari negara Sidenreng. Namun, kekuatan dan semangat juang pasukan Suppa yang mencapai 4.000 orang membuat upaya tersebut sia-sia. Bahkan, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Reeder mengalami kekalahan telak, meninggalkan korban jiwa dan luka-luka. Ini menjadi bukti nyata bahwa persenjataan modern saja tidak cukup untuk mengalahkan semangat perlawanan rakyat yang gigih.
Bulan Agustus 1824 menjadi periode penting dalam sejarah perjuangan ini. Ketika pasukan Belanda kembali menyerang, kali ini dipimpin oleh de Stuers, mereka hanya memiliki 270 orang. Upaya ini sekali lagi gagal, menunjukkan bahwa Suppa adalah wilayah yang sulit ditaklukkan. Kisah ini menggambarkan betapa kuatnya semangat perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan.
Dari perspektif seorang jurnalis, cerita ini mengingatkan kita akan pentingnya peran kolektif dalam perjuangan nasional. Perlawanan di Suppa menunjukkan bahwa kekuatan sejati berasal dari persatuan dan tekad yang bulat. Kisah ini juga mengajarkan bahwa teknologi atau senjata canggih saja tidak cukup; semangat dan keberanian rakyat merupakan faktor penentu kemenangan. Hal ini memberikan inspirasi bagi generasi saat ini untuk terus menjaga semangat perjuangan dan persatuan demi kemajuan bangsa.