Pada malam hari, demonstrasi yang berlangsung di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, semakin memanas. Peserta aksi membakar rintangan plastik dan melakukan tindakan protes lainnya. Aksi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai menyimpang dari prinsip keadilan sosial dan demokrasi.
Pada suatu sore yang mendung, sekelompok masyarakat berkumpul di Taman Ismail Marzuki untuk memulai long march menuju Istana Negara. Gerakan ini dimulai pada pukul 14.00 WIB dengan tujuan mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Setelah mencapai Patung Kuda di Monas, situasi menjadi lebih tegang saat para peserta aksi membakar rintangan plastik yang digunakan untuk menghalangi Jalan Medan Merdeka Barat. Api yang melalap benda-benda tersebut menyala tinggi, menghasilkan asap tebal yang menjulang ke langit senja. Para peserta aksi tetap bertahan di dekat api sambil menyuarakan tuntutan mereka. Selain itu, ada laporan bahwa beberapa peserta melemparkan benda kepada petugas yang berjaga di balik rintangan beton. Situasi ini mencerminkan intensitas emosi yang dirasakan oleh masyarakat yang merasa hak-hak mereka terabaikan.
Dari perspektif jurnalis, aksi ini mengingatkan kita akan pentingnya dialog antara pemerintah dan masyarakat. Ketegangan yang terjadi menunjukkan adanya celah komunikasi yang perlu diperbaiki. Harapannya, kedua belah pihak dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan tanpa harus melalui cara-cara eskalatif. Penting bagi pemerintah untuk mendengarkan suara masyarakat dan meninjau ulang kebijakan-kebijakan yang kontroversial demi menciptakan suasana yang lebih harmonis.