Pada kesempatan ini, Anies Baswedan menanggapi tren media sosial yang mencerminkan kekecewaan sebagian masyarakat terhadap kondisi negara. Melalui unggahan video di Instagram, Anies mengajak masyarakat untuk memahami bahwa cinta pada tanah air bukan hanya perasaan bangga saat situasi baik, tetapi juga ketika menghadapi tantangan. Dia menekankan pentingnya istirahat sebagai bagian dari proses berjuang, namun tidak boleh menjadi alasan untuk menyerah. Anies juga mengingatkan bahwa cinta membutuhkan kesabaran dan pengorbanan, seperti yang dilakukan oleh generasi pendiri bangsa.
Anies Baswedan mengungkapkan bahwa cinta kepada Indonesia harus dipahami secara mendalam. Menurutnya, cinta itu tidak hanya tumbuh saat segala sesuatu berjalan mulus, melainkan lebih diuji ketika negara sedang menghadapi berbagai tantangan. Dalam konteks ini, Anies menjelaskan bahwa wujud cinta sejati adalah ketika seseorang bersedia berkontribusi meskipun situasinya sulit. Ini merupakan momen penting bagi setiap warga negara untuk mengevaluasi komitmennya terhadap tanah air.
Cinta terhadap Indonesia, menurut Anies, dapat dilihat dari sikap dan tindakan nyata. Dia menegaskan bahwa cinta tersebut ditunjukkan ketika negara membutuhkan perubahan dan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi. Anies mencontohkan bahwa banyak tokoh-tokoh besar di masa lalu telah berjuang dengan penuh dedikasi, bahkan ketika mereka belum merasakan hasil dari perjuangan tersebut. Generasi 1908 dan 1928, misalnya, telah bekerja keras demi kemerdekaan meski mereka sendiri tidak sempat menyaksikan hasilnya. Hal ini membuktikan bahwa cinta tanah air memerlukan pengorbanan dan kesabaran jangka panjang.
Anies juga mengakui bahwa dalam perjalanan mencintai negara, ada kalanya seseorang merasa lelah dan ingin berhenti sejenak. Namun, dia menekankan bahwa hal ini bukan berarti menyerah. Istirahat yang dibutuhkan bisa menjadi waktu untuk merefresh diri dan kembali dengan energi baru. Anies menyarankan agar masyarakat memandang istirahat sebagai proses pemulihan, bukan penyerahan. Ini penting agar semangat berjuang dapat kembali bangkit dengan lebih kuat.
Dalam perjalanan mencintai negara, Anies menyoroti pentingnya memberikan ruang untuk diri sendiri. Dia menggambarkan bahwa perjuangan tanpa henti bisa membuat seseorang merasa seperti bertepuk sebelah tangan—usaha yang tidak mendapat respons. Oleh karena itu, Anies menyarankan agar masyarakat memahami bahwa beristirahat sejenak bukanlah tanda kelemahan, melainkan strategi untuk kembali dengan energi yang lebih baik. Dia mengajak semua pihak untuk melihat perjuangan nasional sebagai sebuah estafet, di mana setiap orang memiliki peran penting dalam tahapan tertentu. Dengan demikian, istirahat sejenak akan menjadi momentum untuk mengumpulkan kekuatan dan kembali berjuang dengan semangat baru.