Berita
Skandal Keuangan Besar Mengguncang India: Korban Skema Ponzi Mencapai Ribuan
2025-02-19

Dalam sebuah insiden yang mengejutkan, ribuan warga di India mengalami kerugian finansial besar setelah terjerumus dalam penipuan investasi. Dengan total dana yang hilang mencapai hampir 100 juta dolar AS atau sekitar 1,63 triliun rupiah, kasus ini menjadi perhatian nasional. Penipuan ini beroperasi melalui skema investasi ilegal yang menjanjikan keuntungan tinggi dalam waktu singkat. Polisi telah menangkap dua tersangka utama dan sedang memburu pendiri perusahaan tersebut.

Penipuan Investasi Falcon Invoice Discounting Goyahkan Kepercayaan Publik

Pada musim gugur yang mendalam, kota Hyderabad dan wilayah sekitarnya diguncang oleh penipuan investasi yang merenggut tabungan ribuan keluarga. Perusahaan bernama Falcon Invoice Discounting, yang berbasis di negara bagian Telangana, telah menawarkan imbal hasil fantastis hingga 22% kepada para investor dengan janji menghubungkan mereka dengan perusahaan-perusahaan ternama seperti Amazon dan Britannia.

Selama periode dua tahun terakhir, lebih dari 7.000 orang telah menyerahkan uang mereka kepada Falcon, dengan total investasi mencapai 196 juta dolar AS. Namun, hanya sebagian kecil dari jumlah tersebut yang berhasil dikembalikan. Polisi menyatakan bahwa perusahaan ini menggunakan metode skema Ponzi, di mana dana dari investor baru digunakan untuk membayar pengembalian kepada investor lama.

Berbagai kalangan masyarakat menjadi korban, mulai dari pekerja teknologi hingga akademisi. Ankit Bihani, seorang pemilik toko perhiasan di New Delhi, mengungkapkan bahwa dia dan 50 investor lainnya telah kehilangan 500 juta rupee. "Kebanyakan dari kami mengetahui tentang platform investasi ini melalui media sosial," kata Bihani sambil mengungkapkan rencana aksi hukum bersama.

Kasus ini mengungkapkan betapa mudahnya orang-orang terperdaya oleh tawaran yang tampak menggiurkan namun penuh risiko. Para ahli menekankan pentingnya melakukan due diligence sebelum berinvestasi, serta waspada terhadap imbal hasil yang tidak masuk akal.

Seorang korban, Roopesh Chauhan, yang kehilangan 15 juta rupee, mengungkapkan kekecewaannya. "Ini adalah uang hasil jerih payah saya. Kami tidak tahu kapan dan bagaimana kami akan mendapatkannya kembali," katanya dengan nada prihatin. Kasus ini juga menyoroti perlunya peningkatan regulasi dan pengawasan terhadap industri keuangan non-bank di India.

Dari perspektif seorang jurnalis, kasus ini mengingatkan kita semua akan pentingnya literasi finansial dan kewaspadaan dalam mengelola keuangan pribadi. Kita harus selalu berhati-hati terhadap tawaran investasi yang tampak terlalu baik untuk menjadi kenyataan, dan selalu mencari informasi dari sumber yang terpercaya sebelum mengambil keputusan finansial penting.

More Stories
see more