Berita
Aliansi BRICS Menghadapi Ancaman Tarif dari AS
2025-02-24

Pada pertemuan KTT BRICS di Kazan, Rusia, Presiden Vladimir Putin dan Xi Jinping berfoto bersama sebelum sesi format Outreach. Dalam latar belakang politik global yang semakin dinamis, Presiden AS Donald Trump mengancam negara-negara BRICS dengan tarif 150% jika mereka terus menjauhkan diri dari dolar AS. Inisiatif dedolarisasi ini dipimpin oleh China dan Rusia, yang mendorong penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional. Aliansi BRICS merasa tertekan oleh ancaman tarif ini, yang dapat mengganggu stabilitas pasar dan ekonomi global.

Ketegangan antara AS dan BRICS mencapai puncaknya ketika Trump menegaskan bahwa aliansi ini berusaha untuk menggantikan dominasi dolar AS dengan mata uang baru, seperti yuan China. Pernyataan ini disampaikan Trump dalam pidatonya kepada Asosiasi Gubernur Partai Republik di Washington. Dia menegaskan bahwa setiap negara BRICS yang mendukung dedolarisasi akan dikenakan tarif 150%. Ancaman ini menunjukkan sikap tegas AS untuk mempertahankan posisi dolar sebagai mata uang utama dalam perdagangan global.

China dan Rusia telah menjadi pelopor dalam upaya dedolarisasi, dengan mendorong negara-negara berkembang untuk menggunakan mata uang lokal mereka. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap sanksi AS terhadap Rusia sejak 2022. Meskipun demikian, ancaman tarif 150% dari Trump membuat negara-negara BRICS berpikir ulang tentang strategi mereka. Mereka khawatir bahwa kebijakan tarif ini akan menghambat perdagangan dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.

Situasi ini semakin rumit dengan sejarah perang dagang antara AS dan China. Trump telah memberlakukan tarif 10% pada barang-barang dari anggota BRICS, termasuk China, serta tarif 25% pada Meksiko dan Kanada. Respons China tidak kalah keras, dengan menerapkan tarif balasan pada produk-produk AS. Perang dagang ini telah membuat pasar global cemas, karena kebijakan-kebijakan tersebut secara langsung mempengaruhi rantai pasokan dan perdagangan internasional.

Meskipun BRICS berupaya melakukan dedolarisasi, dolar AS masih tetap menjadi mata uang utama dalam perdagangan global. Namun, ancaman tarif 150% dari Trump menambah tekanan pada negara-negara berkembang untuk mencari solusi alternatif. Mereka harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam konflik ekonomi yang lebih luas, sambil tetap berusaha memperkuat kedaulatan moneter mereka.

More Stories
see more