Dalam dunia kerajaan Inggris, nama-nama seperti Pangeran William, Pangeran Harry, dan Ratu Camilla menjadi sorotan publik. Namun, di balik kemegahan dan kehormatan, terdapat kisah-kisah pribadi yang jarang diketahui publik. Salah satu cerita yang mencolok adalah bagaimana dua putra Putri Diana, William dan Harry, pernah memberikan julukan kontroversial kepada Camilla Parker Bowles, sekarang dikenal sebagai Permaisuri Ratu.
Buku "Yes Ma'am: The Secret Life of Royal Servants" karya Tom Quinn, yang baru-baru ini diterbitkan oleh The Times, mengungkap bahwa Pangeran William dan Pangeran Harry sempat merasa sulit menerima Camilla sebagai bagian dari keluarga mereka. Setelah pernikahan Camilla dengan Raja Charles III, kedua kakak beradik tersebut memiliki pandangan negatif terhadap ibu tiri mereka.
Salah satu julukan yang mereka gunakan adalah "Penyihir Jahat dari Barat," merujuk pada karakter antagonis dalam kisah "The Wizard of Oz." Julukan ini mencerminkan perasaan tidak nyaman dua pangeran muda itu terhadap Camilla. Saat itu, Camilla masih berusaha menyesuaikan diri dengan peran barunya dalam Keluarga Kerajaan. William dan Harry juga dikabarkan menyebutnya sebagai "Lady Macbeth," tokoh dari karya Shakespeare yang dikenal karena ambisi dan kemampuannya dalam memanipulasi keadaan.
Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Pangeran William dan Ratu Camilla tampaknya mengalami perbaikan. Meskipun mungkin tidak sepenuhnya harmonis, Suami Kate Middleton itu kini menunjukkan sikap lebih dewasa dan bisa menerima kehadiran ibu tirinya dalam keluarga. Perubahan ini mencerminkan pertumbuhan personal dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika keluarga kerajaan.
Hubungan yang awalnya dipenuhi dengan ketidaknyamanan dan ketidakpercayaan, telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih positif. William, yang kini telah menjadi sosok kepemimpinan dalam keluarga kerajaan, telah belajar untuk melihat Camilla dengan perspektif yang lebih dewasa dan bijaksana.
Sementara itu, hubungan antara Pangeran Harry dengan Camilla disebut-sebut masih canggung. Dalam wawancara dan buku memoarnya "Spare," suami Meghan Markle ini secara terbuka mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap Camilla. Dia bahkan menuduhnya sebagai sosok yang berusaha membangun reputasi positif di media dengan mengorbankan dirinya sendiri.
Harry, yang telah lama merasa terasing dari keluarga kerajaan, memiliki pandangan yang jauh lebih kritis terhadap Camilla. Baginya, kehadiran Camilla selalu mengingatkannya pada masa lalu yang pahit dan kompleks. Hal ini menciptakan jurang emosional yang sulit untuk dilalui, meskipun upaya-upaya telah dilakukan untuk memperbaiki hubungan tersebut.
Perspektif publik dan media terhadap hubungan antara William, Harry, dan Camilla sangat berpengaruh. Media sering kali menjadi alat untuk membentuk narasi dan opini publik. Ketika Harry secara terbuka mengkritik Camilla, hal ini memicu reaksi yang beragam dari masyarakat. Beberapa mendukung pandangan Harry, sementara yang lain percaya bahwa hubungan antara anggota keluarga kerajaan harus didasarkan pada pengertian dan perdamaian.
Dengan demikian, peran media dalam membentuk persepsi publik menjadi penting. Media dapat membantu menjembatani kesenjangan atau malah memperdalam konflik. Dalam kasus ini, penting bagi media untuk tetap objektif dan bertanggung jawab dalam melaporkan perkembangan hubungan antara anggota keluarga kerajaan.