Di awal tahun 2025, sektor perbankan Indonesia menunjukkan dinamika positif dengan peningkatan pertumbuhan kredit yang mencapai 10,27 persen secara tahunan. Fenomena ini menggambarkan kekuatan pasar kredit domestik yang tetap solid. Bank sentral negara, melalui berbagai upaya strategis, telah memastikan bahwa likuiditas bank-bank tetap terjaga dan pendanaan dari dana pihak ketiga (DPK) juga masih kuat. Hal ini memungkinkan perbankan untuk terus mendukung aktivitas ekonomi nasional.

Kebijakan yang efektif dalam realokasi alat likuid menjadi faktor utama penyokong pertumbuhan kredit. Sementara itu, sektor korporasi menunjukkan performa yang baik, meskipun konsumsi rumah tangga masih terbatas. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi tumbuh masing-masing 8,40 persen, 13,22 persen, dan 10,37 persen. Pembiayaan syariah juga ikut berkembang dengan laju 9,71 persen, sementara kredit bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) meningkat 2,88 persen.

Bergerak maju, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan kredit lebih lanjut melalui kebijakan makroprudensial yang mendukung. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional dan memfasilitasi pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan sektor perbankan dapat terus berkontribusi pada kemajuan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.