Pada tahun 2024, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,06 triliun, mengalami penurunan tipis sebesar 1,79% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Prestasi ini menunjukkan bahwa bank tetap mampu mempertahankan kinerjanya berkat dukungan dari berbagai pihak dalam membangun perilaku unggul bagi masyarakat inklusi. Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad, menyatakan bahwa fokus bank pada pembentukan perilaku unggul seperti Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS) telah memberikan dampak positif terhadap nasabah dan masyarakat inklusi.
Dalam perjalanan menuju pencapaian ini, BTPS berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp10,2 triliun kepada masyarakat inklusi. Selain itu, rasio keuangan bank tetap kuat dengan Return on Asset (ROA) mencapai 6,3% dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 53,2%, jauh di atas rata-rata industri. Ini menunjukkan ketahanan finansial yang sangat baik.
BTPS juga menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung masyarakat inklusi. Bankir pemberdaya dan Community Officer (CO) berperan sebagai garda terdepan dalam memberikan pendampingan intensif melalui pertemuan rutin sentra (PRS). CO tidak hanya memberikan modul yang relevan untuk ibu-ibu ultra mikro namun juga menjadi role model dalam menerapkan perilaku unggul BDKS.
Fachmy Achmad menambahkan bahwa nasabah pembiayaan yang telah menerapkan prinsip-prinsip BDKS telah menopang kinerja BTPN Syariah di tahun 2024. Kedisiplinan mereka dalam hadir di pertemuan serta hubungan solid antar nasabah berkontribusi signifikan terhadap kualitas pembiayaan bank.
Menurut pandangan seorang jurnalis, prestasi BTPN Syariah ini menunjukkan bahwa pendekatan inklusif dan pemberdayaan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat. Dengan komitmen kuat dalam mendukung perilaku unggul, bank tidak hanya mencapai tujuan bisnisnya tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat inklusi. Hal ini mengajarkan kita bahwa investasi dalam pendidikan dan pemberdayaan sosial memiliki nilai jangka panjang yang tak ternilai.