Pada beberapa minggu terakhir, demonstrasi dengan tema "Indonesia Gelap" telah menjadi sorotan utama di berbagai kota. Gerakan ini didorong oleh sejumlah faktor yang mencakup masalah ekonomi hingga kebebasan berbicara. Profesor Hukum ternama, Henry Indraguna, menyoroti bahwa peristiwa ini mencerminkan ketidakpuasan masyarakat atas kondisi sosial dan ekonomi yang semakin memburuk. Dia menjelaskan bahwa fenomena ini bukan hanya tentang protes, tetapi juga sebagai suara yang menggambarkan realitas hidup masyarakat yang merasa tertekan. Situasi ini diperparah oleh kebijakan pemerintah yang dinilai tidak mendukung kelas bawah dan penegakan hukum yang belum adil.
Berada di tengah-tengah musim gugur yang indah, ibu kota Jakarta menyaksikan gelombang demonstrasi yang melanda berbagai wilayah negara. Pada hari Sabtu, 22 Februari 2025, Prof Henry Indraguna, seorang pakar hukum terkemuka, mengungkapkan pandangannya tentang latar belakang demonstrasi ini. Menurutnya, isu ekonomi merupakan salah satu pemicu utama. Ketika biaya hidup meningkat dan lapangan kerja semakin sempit, kesenjangan antara orang kaya dan miskin pun semakin lebar. Hal ini membuat banyak warga merasa tertekan, sehingga aksi unjuk rasa menjadi cara mereka untuk menyuarakan ketidakpuasan.
Henry juga menyoroti bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah justru memperberat beban masyarakat berpenghasilan rendah. Pengeluaran sehari-hari yang semakin berat dan daya beli yang turun membuat kehidupan sehari-hari semakin sulit. Selain itu, penegakan hukum yang belum berkeadilan sosial, terutama dalam kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme, menjadi masalah serius. Negara belum berhasil memberikan perlindungan yang adil bagi seluruh warganya, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Henry menambahkan bahwa meskipun pemerintah telah berusaha keras, masih ada perbedaan persepsi antara pemerintah dan masyarakat. Solusi yang dia tawarkan termasuk pendekatan yang lebih bijaksana dalam kebijakan ekonomi dan penegakan hukum yang lebih adil.
Dari perspektif seorang jurnalis, fenomena ini membuka mata kita tentang pentingnya mendengarkan suara masyarakat. Demonstrasi bukan hanya sekadar bentuk protes, tetapi juga refleksi dari kebutuhan dan harapan rakyat. Ini mengingatkan kita bahwa kebijakan pemerintah harus lebih berpihak pada kesejahteraan semua lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir elit. Dengan demikian, kita dapat bersatu untuk menciptakan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.