Berita
Pemahaman Mendalam tentang Ibadah Qiyamu Ramadan
2025-02-21

Dalam bulan suci Ramadan, umat Muslim menjalankan berbagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu ibadah yang sering dikenal tetapi belum sepenuhnya dipahami adalah qiyamu Ramadan. Istilah ini merujuk pada kegiatan salat malam selama bulan Ramadan dan memiliki sejarah serta keutamaan yang signifikan. Artikel ini akan membahas makna, asal-usul, dan manfaat dari qiyamu Ramadan.

Arti dan Makna Qiyamu Ramadan dalam Islam

Qiyamu Ramadan merupakan praktik spiritual yang mencakup berbagai bentuk salat malam yang dilakukan selama bulan suci. Secara etimologis, kata "qiyam" berasal dari akar kata yang berarti "berdiri". Dalam konteks ibadah, ini menunjukkan tindakan berdiri dalam shalat. Selain itu, istilah ini juga merujuk pada aktivitas rohani lainnya seperti tarawih, witir, dan tahajud yang dilakukan di bulan Ramadan.

Berdasarkan penjelasan para ulama seperti Imam Nawawi, qiyamu Ramadan mencakup semua bentuk ibadah malam yang dilakukan selama bulan suci. Ini bukan hanya terbatas pada salat tarawih, melainkan mencakup berbagai jenis ibadah malam yang dapat dilakukan dengan penuh iman dan harapan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Hukum mengerjakan salat qiyamu Ramadan adalah sunnah muakkadah, yang didasarkan pada hadis-hadis sahih.

Sejarah dan Keutamaan Qiyamu Ramadan

Istilah qiyamu Ramadan telah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Awalnya, salat malam di bulan Ramadan tidak disebut sebagai tarawih, melainkan sebagai qiyam Ramadan. Praktik ini awalnya dilakukan secara individu oleh umat Islam, namun kemudian dikembangkan menjadi salat berjamaah pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Salat ini kemudian dikenal sebagai tarawih karena adanya istirahat setelah setiap dua rakaat.

Mengamalkan qiyamu Ramadan memiliki banyak keutamaan. Salah satu manfaat utamanya adalah pengampunan dosa-dosa yang telah lalu, seperti yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Selain itu, orang yang konsisten dalam mengerjakan salat malam di bulan Ramadan juga berpotensi mendapatkan gelar sebagai shiddiqin dan syuhada. Hal ini menegaskan bahwa ibadah ini tidak hanya memberikan kebahagiaan dunia, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperkuat iman, dan meraih pahala yang besar. Meskipun ada perbedaan jumlah rakaat antara 8 atau 20 rakaat, yang terpenting adalah niat ikhlas untuk mendapatkan pahala dari Allah.

More Stories
see more