Berita tentang inisiatif pendidikan gratis yang dicanangkan oleh Presiden Hakainde Hichilema di Zambia telah menarik perhatian luas. Sejak menjabat pada tahun 2021, pemerintahannya telah meluncurkan program pendidikan tanpa biaya untuk semua tingkat pendidikan dari anak usia dini hingga sekolah menengah. Kebijakan ini bertujuan untuk menghapus hambatan finansial yang selama ini menjadi penghalang akses pendidikan bagi banyak anak-anak di negara tersebut. Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran besar dan melakukan berbagai upaya untuk mendukung kebijakan ini.
Pada bulan Januari tahun lalu, di bawah kepemimpinan Presiden Hakainde Hichilema, Zambia memulai era baru dalam sektor pendidikan. Di kawasan Afrika tengah, langkah ini menandai komitmen kuat pemerintah terhadap pembangunan generasi muda. Program ini mencakup semua tingkatan mulai dari pendidikan awal hingga pendidikan menengah. Untuk mendukung inisiatif ini, pemerintah telah mengucurkan dana sebesar 18,1 miliar Kwacha Zambia (setara dengan USD1 miliar) guna memperkuat infrastruktur dan sumber daya manusia di bidang pendidikan.
Salah satu aspek penting dari rencana ini adalah penambahan tenaga pengajar. Sekitar 30.000 guru baru direkrut untuk membantu mengurangi rasio murid-guru yang selama ini menjadi tantangan. Selain itu, 120 bangunan sekolah menengah baru dibangun di berbagai wilayah, memastikan bahwa fasilitas belajar mengajar lebih merata. Upaya lain termasuk penghapusan berbagai biaya tambahan seperti ujian dan iuran komite sekolah, yang sebelumnya menjadi beban bagi keluarga.
Meskipun banyak pihak menyambut baik kebijakan ini, beberapa kalangan tetap mempertanyakan efektivitas dan tujuan sebenarnya dari inisiatif tersebut. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa langkah-langkah ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh warganya.
Dalam konteks ini, Profil Presiden Hichilema menambah bobot kebijakan ini. Lahir di Distrik Monze pada tahun 1962, Hichilema memiliki latar belakang sebagai seorang pengusaha sukses. Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Zambia dengan gelar Ekonomi dan Administrasi Bisnis, ia kemudian memimpin partai oposisi utama sebelum akhirnya terpilih sebagai pemimpin negara pada Agustus 2021.
Dari perspektif jurnalis, inisiatif ini menunjukkan bagaimana pemimpin dapat mengambil tindakan konkret untuk mengatasi masalah sosial. Meski tantangan masih ada, langkah-langkah yang diambil oleh Presiden Hichilema menunjukkan visi jelas untuk masa depan pendidikan di Zambia. Ini menginspirasi kita semua untuk terus berpikir kritis dan progresif dalam mencari solusi bagi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat.