Berita
Peribahasa dengan Tema Pahat: Makna dan Aplikasinya dalam Kehidupan
2025-02-18

Dalam budaya Indonesia, peribahasa merupakan warisan lisan yang kaya akan nilai-nilai moral dan nasihat hidup. Artikel ini membahas empat contoh peribahasa yang menggunakan kata pahat sebagai metafora utama. Peribahasa-peribahasa ini menggambarkan sifat-sifat manusia dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari. Melalui penggunaan alat ukir kayu sebagai simbol, peribahasa-peribahasa tersebut menyoroti sikap pasif hingga tindakan yang sesuai dengan norma.

Kajian Mendalam tentang Peribahasa Berbasis Pahat

Pada suatu hari di Jakarta, para ahli bahasa dan peneliti budaya berkumpul untuk mendiskusikan makna mendalam dari beberapa peribahasa yang melibatkan kata "pahat". Mereka menemukan bahwa peribahasa-peribahasa ini sering digunakan untuk menggambarkan perilaku individu yang hanya bertindak ketika menerima instruksi atau dorongan dari orang lain. Misalnya, ungkapan "Bagai pahat, tidak ditukul tidak makan" mencerminkan seseorang yang hanya bekerja saat dipaksa. Sementara itu, "Seperti pahat, kalau dipukul baru berbunyi" memiliki pesan yang serupa.

Selain itu, ada juga peribahasa yang menekankan pentingnya menjalankan tugas sesuai dengan tradisi atau kebiasaan, seperti "Yang berbaris yang berpahat, yang bertakuk yang bertebang". Ungkapan ini mengajarkan kita untuk tetap setia pada cara-cara yang telah terbukti efektif. Terakhir, "Memahat di dalam baris, berkata dalam pusaka" mengingatkan kita tentang pentingnya melakukan segala sesuatu dengan benar dan tepat.

Dari perspektif seorang jurnalis, artikel ini menawarkan wawasan berharga tentang bagaimana bahasa dapat menjadi sarana penyampaian nilai-nilai moral dan etika. Peribahasa-peribahasa ini tidak hanya memperkaya kosakata kita, tetapi juga memberikan panduan praktis dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dengan memahami makna di balik setiap peribahasa, kita dapat lebih baik dalam mengambil keputusan dan berinteraksi dengan orang lain.

More Stories
see more