Pada Senin lalu, Amerika Serikat memilih untuk mendukung posisi Rusia dengan menolak resolusi yang mengkritik invasi ke Ukraina. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menerima teks resolusi yang mendapat dukungan dari sebagian besar anggotanya. Meski begitu, AS dan beberapa negara sekutu Rusia memilih untuk tidak mendukung resolusi tersebut. Resolusi ini berusaha untuk menegaskan kembali integritas teritorial Ukraina dan mengkritik tindakan Rusia. Situasi ini mencerminkan perubahan posisi politik AS di bawah kepemimpinan Presiden Trump, yang berusaha untuk meredam ketegangan dengan Rusia.
Pada hari Senin, di markas besar PBB di New York, terjadi pemungutan suara penting mengenai resolusi yang berkaitan dengan konflik antara Rusia dan Ukraina. Dalam situasi yang kontroversial, pemerintah Amerika Serikat memilih untuk menolak resolusi yang secara luas didukung oleh anggota Majelis Umum PBB. Resolusi tersebut mendapatkan 93 suara setuju, 18 suara tolak, dan 65 abstain. Washington bersekutu dengan Moskow serta beberapa negara pendukungnya seperti Belarus, Korea Utara, dan Sudan.
Resolusi ini mengkritik keras tindakan Rusia dan menekankan pentingnya integritas teritorial Ukraina. Namun, AS malah menyusun resolusi alternatif yang mendapat sambutan hangat dari Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, yang melihat langkah ini sebagai "langkah ke arah yang benar" dalam hubungan kedua negara. Di sisi lain, Prancis dan negara-negara Eropa lainnya mengajukan amandemen terhadap rancangan AS, menunjukkan bahwa mereka tetap mendukung Ukraina dan mengkritik invasi skala penuh oleh Rusia.
Hongaria, yang dipandang sebagai negara pro-Rusia di Eropa, juga memberikan suara penolakan terhadap amandemen tersebut. Situasi ini menciptakan dinamika yang kompleks di panggung internasional, dengan AS dan Rusia semakin mendekat, sementara negara-negara Eropa tetap teguh mendukung integritas teritorial Ukraina.
Dari perspektif seorang jurnalis, keputusan AS kali ini menunjukkan bagaimana geopolitik dapat mempengaruhi posisi sebuah negara di forum internasional. Keputusan untuk mendukung Rusia menimbulkan pertanyaan tentang komitmen AS terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Ini juga menyoroti pentingnya diplomasi multilateral dalam menyelesaikan konflik global. Bagi pembaca, peristiwa ini mengingatkan kita akan kompleksitas hubungan internasional dan pentingnya memahami berbagai sudut pandang dalam isu-isu global.